Sabtu, Oktober 29, 2016

Wiro Sableng #173 : Roh Jemputan

Wiro Sableng #173 : Roh Jemputan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : MALAM JAHANAM DI MATARAM

SESUAI petunjuk Para Dewa yang diterima melalui Satria Lonceng Dewa Mimba Purana, Sri Maharaja Mataram Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala berhasil menemui Empat Mayat Aneh yang terbujur dalam sebuah peti mati hitam besar. Peti mati ini muncul dari dalam sebuah kuburan raksasa yang datang dari langit, turun ketanah lalu secara aneh terbelah menguak.

Ketika penutup peti mati terpentang membuka sendiri, dari dalam peti memancar empat cahaya coklat menyilaukan mata hingga Raja Mataram Rakai Kayuwangi tercekat mundur. Suasana tambah mencekam sewaktu dari dalam peti terdengar suara keras berucap.

"Pelihara mata hanya melihat kebaikan."

"Pelihara mulut hanya bicara kebaikan."

"Pelihara telinga hanya mendengar kebaikan."

"Pelihara kemaluan hanya untuk kebaikan."Untuk beberapa ketika Raja Mataram tidak dapat melihat apa yang terdapat di dalam peti
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #173 : Roh Jemputan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, Oktober 07, 2016

Wiro Sableng #21 : Neraka Puncak Lawu

Wiro Sableng #21 : Neraka Puncak Lawu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

SAAT ITU MEMASUKI permulaan musim semi. Pohon-pohon yang dulu gundul tak berdaun kini kelihatan mulai menghijau segar kembali. Dibagian barat daratan Madiun yang leas menjulanglah pegunungan gunung Lawu dengan lebih dari setengah lusin puncakpuncaknya yang tinggi. Sebegitu jauh hanya satu dua saja dari puncak pegunungan ini yang pernah diinjak kaki manusia.

Pegunungan Lawu membujur dari barat ke timur. Diapit disebelah utara oleh daerah Gondang dan pegunungan Kendeng. Disebelah selatan terletak daerah Jatisrana, Purwantara dan pegunungan Kidul serta dataran tinggi Tawangmangu. Pegunungan Lawu bukan saja dikenal sebagai sebuah pegunungan terbesar di Madiun, namun juga merupakan pusat satu partai silat terkenal dan disegani pada masa itu yakni partai Lawu Megah.

Sejak Resi Kumbara mengundurkan diri lima tahun yang lalu maka tampuk jabatan ketua dipegang oleh adiknya yang juga merupakan adiknya seperguruan Resi Tumbal Soka. Adapun pengunduran diri Resi Kumbara, selain usianya yang sudah amat lanjut yakni hampir mencapai 100 tahun, paderi ini sudah jemu dengan segala macam urusan partai yang menyangkut 1001 macam masalah keduniaan.

Kalau Resi Kumbara dulu sempat dan berhasil mengangkat nama partai Lawu Megah menjadi satu partai besar yang dihormati dan disegani, maka agaknya tidak demikian dengan Resi Tumbal Soka. Sejak dia memegang jabatan ketua, banyak
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #21 : Neraka Puncak Lawu Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu